Kali ini admin akan bahas mengenai salah satu komponen misa yang kalau gak berbunyi rasanya kurang afdol, yaps.... kerincing (lonceng) kecil dan gong beserta si harum kemenyan. Banyak anak muda Katolik yang ditanya apa sih artinya bunyi-bunyian itu semua? Banyak yang gak tahu. Biar makin tahu, monggo dibaca J
Gereja membuat ini
semua bukan asal buat atau asal bunyi tanpa dasar yang jelas. Pada zaman Romawi
kuno ketika masih dipimpin oleh kaisar-kaisar, Romawi punya tradisi unik yang
kini diadopsi oleh Gereja Katolik sendiri, yaitu membunyikan lonceng kecil,
gong, dan menghidupkan kemenyan ketika seorang petinggi (kaisar) Romawi lewat
di daerah penduduk. Tujuannya apa sih? Yang pasti tujuannya bukan untuk
meriah-meriah kayak acara sunatan. Tujuannya adalah untu memberi tahu
orang-orang sekitar bahwa petinggi (kaisar) Romawi sedang melintas sehingga
warga harus segera menghentikan pekerjaannya lalu menghormat kepada petinggi
(kaisar) tersebut.
Nah dari true story
diatas, diadopsilah penggunaan kerincing (lonceng) kecil, gong, dan kemenyan
dalam Gereja. Mungkin pikiran bapa Gereja pada zaman-zaman awal Gereja begini, “Kaisar
Romawi aja yang gak ada apa-apanya ketimbang Kristus, Raja segala raja kok
dibuat seperti itu, sementara Kristus yang Raja segala raja tidak dibuat?”
kemungkinan pemikiran bapa Gereja seperti itu hehehe....
Tepat rasanya tradisi
itu diadopsi oleh Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik. Kita ketahui
bahwa ketika ketiga benda itu digunakan, maka semua orang berlutut menghadap
Sang Kehidupan. Dan seharusnya wajib! Wajib pada peristiwa apa lagi? Pada saat
imam membawa viaticum (latin = bekal)
bagi orang sakit atau lebih kita kenal sebagai hosti yang diantarkan kepada
orang sakit yang tak bisa menghadiri misa kudus. Ketika imam membawa itu,
seharusnya kita berlutut hingga Kristus yang dibawa imam melewati kita, namun
sayang tradisi itu sudah jarang terjadi. Bahkan seharusnya ketika membawa
Sakramen Maha Kudus, pembawa harus diam (silentium) tapi entah kenapa malah
sering mengobrol dengan yang disampingnya. Semoga kita semakin mengerti apa-apa
saja benda dalam Gereja kita tercinta, Gereja Katolik dan bisa menjelaskan
kepada siapapun yang belum paham.