Bacaan I :
1 Timotius 12-16
Bacaan Injil :
Luk 7:36-50
Ungkapan
NATO pasti sering kita dengar yaitu “No Action, Talk Only”. Adalah orang-orang
yang berbicara banyak tapi satu pun dari yang ia katakan itu tidak pernah
dilakukan.
Dalam
injil kali ini ada 3 tokoh yang ditonjolkan, Simon orang Farisi, Tuhan Yesus,
dan seorang wanita pendosa. Simon orang Farisi adalah sang empunya rumah dan
yang mengundang Yesus datang makan kerumahnya. Sementara seorang perempuan
berdosa bukan siapa-siapa dalam rumah itu dan dia datang begitu saja menjumpai
Yesus. Secara ekonomi dan profile, jelas Simon menang dan unggul. Simon sudah
merasa berbuat banyak dengan mengundang Yesus datang makan di rumahnya. Namun
apa yang dilakukan Simon masih kalah dengan yang dilakukan perempuan berdosa
itu. Simon hanya menyuguhkan Yesus makanan saja sementara wanita tersebut
memuliakan Yesus dengan minyak dan mencium kaki Nya sambil menangis atas
dosa-dosanya.
Jika
kita peka, Tuhan Yesus telah menunjukkan kepada kita satu contoh konkret dan
nyata dalam berbuat kasih. Kasih tidak terbatas hanya memberi makan orang lain
atau berbuat baik kepada orang lain, dengan kita melakukan apa yang Kristus
minta, kita sudah berbuat kasih. Banyak orang muda Katolik labelnya saja yang
Katolik sementara perbuatannya barbar. Perbuatan barbar bukan hanya mencederai
orang lain dengan perilaku dan perkataan, sikap ketidakpedulian juga salah satu
hal yang mencederai perbuatan kasih. Kita mengejar target dunia kita dengan
menghalalkan segala cara. Menyontek ketika ujian, menyogok biar naik jabatan,
dosa-dosa ketidakmurnian, ketidakpedulian terhadap sesama, dan masih banyak
lagi. St. Paulus mengatakan bahwa, iman tanpa perbuatan adalah bohong. Iman
seseorang dapat dilihat dari perbuatannya, sementara iman itu tak dapat dilihat
jika tanpa perbuatan. Percumalah Gereja di Gereja Katolik kalau perbuatannya
tak mencerminkan cinta kasih.