Mintalah
maka akan diberikan kepadamu. Tapi kenapa ada orang yang bahkan berpuasa demi
mendapat kesembuhan namun tak kunjung sembuh juga? Atau meminta kerahiman Allah
agar lulus masuk suatu instansi tapi tak pernah lulus juga?
Dalam
hal ini, bukan doa kita yang salah, tapi apa yang kita perbuat kepada Allah
yang salah. Kita terlalu memaksakan kehendak. Padahal dalam doa yang diajarkan
Yesus Kristus dikatakan, “Jadilah
kehendak Mu diatas bumi seperti di dalam surga.” Kita selalu ucapkan itu
ketika misa di Gereja. Lalu, kenapa seorang kusta itu disembuhkan Kristus saat
itu juga padahal dia juga meminta? Kita harus belajar dari seorang kusta
tersebut.
Dia mengatakan, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”
Sudah dipastikan raut muka dari orang kusta tersebut tak mungkin sombong
apalagi marah. Orang kusta itu pasti memohon namun dengan kehendak Kristus
sendiri. Orang kusta tersebut tidak memaksakan kehendaknya. Orang kusta itu
sadar posisinya bukan siapa-siapa Kristus, namun karena kerendahan hatinyalah,
ia selamat.
Mari, sebaiknya kita rubah dulu format doa kita dengan menyatakan
pada Tuhan, “Kalau Tuhan mau, kabulkanlah permohonan kami.” Tuhan pasti mau
membantu setiap permasalahan kita. Tapi bukan sekehendak manusia, melainkan
sekehendakNya.