Dosa adalah ketidaktaan
terhadap perintah-perintah Allah. Dari sudut pandang Allah, ketaatan yang
setengah-setengah adalah ketidaktaatan. Contohnya Raja Saul. Allah
memerintahkan Saul untuk memushnahkan orang Amalek yang menentang bangsa Israel
saat bangsa Israel keluar dari padang pasir menuju tanah Kanaan, tanah pusaka
mereka. Allah mengucapkan suatu kutuk penghakiman atas orang Amalek, “Aku akan
menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit.” (Kel 17:14)
Bertahun-tahun kemudian
tibalah saat penghakiman atas Amalek, maka Allah memerintahkan Saul untuk
menumpas orang Amalek. Ia tidak boleh menyisakan laki-laki, perempuan,
anak-anak, ataupun ternaknya. Namun Saul menyelamatkan Agag, kambing domba,
lembu-lembu baik dan tambun, serta anak domba. Ketaatan Saul yang
setengah-setengah dianggap sebagai pemberontakan – bahkan sama seperti dosa
bertenung. Karena ketidaktaatan ini Allah menolak Saul sebagai raja.
Bagaimana seseorang
dapat mengetahui dirinya dalam kutuk dosa? Alkitab menyebutkan secara spesifik
dosa-dosa yang menyebabkan kutuk, contohnya :
- Penyembahan berhala – baik membuat atau menyembah suatu berhala (Ul 27:15; Kel 20:5)
- Tidak menghormati orang tua (Ul 27:16)
- Menipu tetangga (Ul 27:16)
- Kekejaman atas orang cacat (Ul 27:18)
- Memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda (Ul 27:19)
- Percabulan (Ul 22:21-29)
- Hubungan sumbang dengan saudara perempuan, ibu mertua atau istri ayah (Ul 27:21)
- Hubungan seksual dengan binatang (Ul 27:21)
- Perzinahan (Ul 22:22-27; Ayub 24:15-18; Im 20:10)
- Hubungan homoseksual (Im 20:13; Kej 19:13, 24, 25)
- Hubungan persetubuhan saat menstruasi (Im 20:13)
- Menikahi seorang wanita dengan ibunya (Im 20:14)
- Pemerkosaan (Ul 22:25)
- Barang terkutuk yang dimiliki (Ul 7:25-26)
- Praktek okultisme – tenung, ramalan, meminta petunjuk kepada orang mati, sihir, bertanya kepada peramal, bertanya kepada arwah (Ul 18:9-13; Im 20:6, 27)
- Membunuh (Ul 27:24)
- Menerima suap untuk membunuh – termasuk mereka yang dibayar untuk melakukan aborsi (Ul 27:25)
- Meninggalkan Tuhan (Ul 28:20)
- Tidak melayani Tuhan dengan sukacita pada saat berkelimpahan (Ul 28:47)
- Tidak menghormati nama Tuhan Allah (Ul 28:58)
- Menyangka bahwa dirinya dapat mengabaikan firman Allah dan merancang jalannya sendiri (Ul 29:19)
- Menolak membantu peperangan Allah (Hak 5:23; Yer 48:10b)
- Tidak memberi hormat kepada Allah (Mal 2:2)
- Merampok hak-hak Allah (Mal 3:9; Hag 1:6-9)
- Lalai melaksanakan pekerjaan Allah (Yer 48:10a)
- Membujuk orang meninggalkan Alah untuk masuk ke suatu agama palsu. (Ul 18:18-21)
- Mengurangi atau menambah firman Allah (Wah 22:18-19)
- Mengajar pemberontakan terhadap Allah (Yer 28:16-17)
- Menolak untuk memperingatkan orang yang berdosa (Yeh 3:18-21)
- Penyimpangan atas Injil Kristus (Gal 1:8-9)
- Mengutuki pemimpin (1 Raj 2:8-9; Kel 22:28)
- Menolak mengampuni orang lain setelah diri kita meminta Allah mengampuni kita (Mat 18:34-35)
- Tidak taat atas perintah-perintah Allah (Ul 11:28; 27:26)
Cara lain untuk
menentukan apakah kutuk sedang terjadi adalah dengan melihat efek kutukan. Efek
yang biasa terjadi dari suatu kutuk adalah kemiskinan, kemandulan, wabah
penyakit, sakit parah, kegagalan, kekalahan, depermalukan, kegilaan,
penyiksaan, trauma yang terus-menerus, hambatan spiritual, didominasi oleh
orang lain, dan yang paling parah adalah ditinggalkan oleh Allah dan orang lain
(Ul 28:20-68).
Lalu bagaimana jika
kita mengalami kegagalan, bagaimana cara mengetahu bahwa itu murni kegagalan
atau kutukan? Kristus mengajari kita berdoa yang baik, masuk kamar, tutup
pintunya, dan Bapa mu yang tersembunyi akan mendengar semua doa-doamu. Lantas
apa yang didoakan?
- Mintalah kepada Roh Kudus agar kiranya diterangi akal pikiran kita
- Renungkanlah apa yang kita lakukan sebelumnya sehingga kegagalan ini terjadi
- Jika kita gagal karena kurang berusaha, maka itu murni kesalahan dan bukan kutukan
- Jika kita gagal padahal sudah maksimal dalam berusaha, minta kepada Roh Kudus agar kiranya diingatkan akan dosa kita sebelumnya.
- Jika sudah tahu apa dosa kita, jangan tunggu lama-lama, bertobat sungguh-sungguh lalu akuilah dosa mu di depan imam. Dan berkomitmenlah untuk tidak berbuat dosa lagi.
Ada sebuah kisah nyata
seseorang yang bercerita kepada saya melalui salah satu forum mengenai dirinya
yang mendapat mimpi-mimpi aneh bukan hanya sekali atau dua kali tapi sering!
Saya menanyakan perihal masalahnya. Dan dia mengakui bahwa di dalam kamarnya
ada 5 pedang dari orang tuanya yang dulu orang tuanya bukan seorang Protestan
melainkan masih beragamakan adat. Dan 5 pedang itu merupakan turun temurun dari
kakeknya hingga sampai dia. Ia masih terbilang baru dalam Gereja Katolik.
Menurut pengakuannya 2 tahun yang lalu rumahnya telah diberkati oleh pastor dan
dia sering mereciki 5 pedang itu dengan air suci. Dan dia sering berdoa novena
demi menghalau dari segala yang jahat. Lalu kalau dia sering berdevosi dan
novena, kenapa masih diserang mimpi-mimpi jahat? Jika kita lihat Ul 7:25-26
dikatakan bahwa barang yang terkutuk membawa kutuk pula sekalipun kita tidak menyembah/menggunakannya. Alkitab sudah
jelas-jelas mengatakan dan itu pasti terjadi jika kita melakukannya. Saat itu
pula saya meminta dia untuk membuang dan membakar pedang-pedang itu dalam nama
Yesus, tapi ada nada penolakan dari dia. Sebenarnya, dengan menolak membuang
yang jahat dari rumah kita adalah termasuk satu ketidaktaatan dan termasuk
dosa. Dalam eksorsisme (ritus pengusiran roh jahat dalam Gereja Katolik)
barang-barang yang terkutuk wajib dimusnahkan hingga menjadi abu dalam nama
Yesus Kristus. Kalau mau bebas, tidak ada pilihan lain selain melepaskan semua
benda-benda berbau okultisme tersebut. Menolak membuangnya karena barang
mahal/karena pemberian orang yang dikasihi dan dihormati sama saja meninggikan
mereka ketimbang meninggikan Allah. Dan termasuk dalam dosa besar! Lalu
bagaimana cara lepas dari kutukan? Akan saya jabarkan di pos selanjutnya.