Ps.
Salib Suci
Bacaan
I : Bilangan 21:4-9
Bacaan
II : Filipi 2:6-11
Bacaan
Injil : Yohanes 3:13-17
Hari ini Gereja Katolik
memperingati Pesta Salib Suci yang ditemukan di Gunung Kalvari tempat Tuhan
Yesus disalibkan. Salib ini ditemukan oleh St. Helena, ibu dari Kaisar
Konstantinus Agung yang ingin menemukan salib Yesus dan memulai penggalian. Ketika
penggalian selesai, ditemukan 3 salib. 2 salib penjahat dan 1 salib Yesus,
namun tidak ada yang tahu mana Salib Yesus. Maka mereka membawa 1 orang wanita
sakit dan 1 wanita yang sudah meninggal. Ketika 2 salib itu di letakkan diatas
2 wanita tersebut, tidak ada yang terjadi. Namun, ketika salib satunya lagi di
letakkan di wanita yang sakit, ia sembuh. Begitu juga dengan wanita yang telah
meninggal, ia hidup kembali. Diyakini penemuan salib ini pada 14 September 326.
Berbicara tentang salib
berarti berbicara kematian dan kesengsaraan. Begitu juga yang diajarkan Kristus
kepada murid-murid Nya bahwa menjadi pengikut Kristus harus menyangkal diri dan
memanggul salib masing-masing. Bangsa Israel diminta memanggul salib mereka
sendiri dengan tuntunan Musa, namun mereka bersungut-sungut tak terima dengan
salib yang berat hingga Allah menghukum mereka. Begitu juga dengan kehidupan
kita sebagai orang muda Katolik. Terkadang kita merasa jenuh, kesal, marah, dan
benci atas apa yang terjadi. Kita mendapat nilai jelek, putus cinta, kehilangan
barang, dan masih banyak lagi yang dapat mengganggu relasi kita dengan sesama
bahkan dengan Kristus sendiri. Tapi, kita tak punya alasan apapun untuk
menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi diatas diri kita. Tuhan Yesus mau tahu
seberapa setiakah sahabatnya ini. Apakah dengan ujian yang kecil saja sudah
kalah, atau dengan ujian besar dan berat masih setia? Tuhan Yesus memberikan
ujian-ujian demi pendewasaan diri kita. Tak ada ujian yang tak bermaksud untuk
menyelamatkan kita. Semua ujian dan kesengsaraan yang kita terima membawa kita
kepada pengertian yang lebih tinggi akan siapa itu Yesus Kristus dan kenapa
kita harus mengakui dia Sang Mesias dan Allah.
Semoga, semakin besar
perkara kita semakin dewasa diri kita. Tak perlu menunggu tua untuk bijaksana
dan mengerti rencana Tuhan, mulailah dari sekarang. Minta bantuan Roh Kudus
agar kita mengerti apa rencana Allah sebenarnya dalam hidup kita.